Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Serviks
Pada masa pandemi COVID-19 banyak yang menunda pemeriksaan yang bersifat tidak wajib, menyebabkan banyak orang tidak menjalani skrining kanker. Pada artikel ini Anda dapat mempelajari bagaimana Anda dapat berkonsultasi dengan dokter Anda dan langkah-langkah apa yang dapat diambil untuk merencanakan, menjadwalkan, dan melakukan pemeriksaan kanker rutin untuk membantu mendeteksi kanker serviks sejak dini.
The American Cancer Society memberikan pedoman terkait dengan deteksi dini kanker serviks. Dengan mengikuti pedoman ini dapat membantu orang untuk memahami mengenai deteksi pra-kanker, yang dapat diobati untuk mencegah timbulnya kanker serviks. Pedoman ini tidak berlaku untuk orang yang telah didiagnosa menderita kanker serviks atau pra-kanker serviks, mereka harus menjalani tes lanjutan dan skrining kanker serviks seperti yang direkomendasikan oleh tim medis mereka.
• Pengujian kanker serviks (skrining) harus dimulai pada usia 25 tahun.
• Untuk yang berusia 25 sampai 65 tahun perlu melakukan tes HPV DNA setiap 5 tahun. Jika tes HPV DNA tidak tersedia, skrining dapat dilakukan dengan tes gabungan HPV DNA dengan pap smear setiap 5 tahun atau pap smear saja setiap 3 tahun.
Hal terpenting yang perlu diingat adalah untuk melakukan skrining secara teratur, apa pun jenis tes yang Anda pilih.
• Mereka yang berusia di atas 65 tahun yang telah menjalani skrining rutin dalam 10 tahun terakhir dengan hasil normal dan tidak memiliki riwayat pra-kanker atau diagnosis yang lebih serius dalam 25 tahun terakhir dapat menghentikan skrining kanker serviks. Setelah berhenti, tak perlu dilakukan lagi di kemudian hari.
• Orang yang telah menjalani histerektomi total (pengangkatan rahim dan leher rahim) tidak memerlukan skrining (seperti pap smear dan tes HPV), kecuali jika histerektomi dilakukan sebagai pengobatan untuk kanker serviks atau pra-kanker yang serius. Sementara yang telah menjalani histerektomi tanpa pengangkatan serviks (disebut histerektomi supra-serviks) harus melanjutkan skrining kanker serviks sesuai yang dibahas pada poin sebelumnya.
• Mereka yang telah divaksinasi HPV tetap harus mengikuti anjuran skrining untuk kelompok usia mereka.
Beberapa orang percaya bahwa skrining kanker serviks bisa dihentikan setelah memiliki anak. Ini tidak benar.
Pertimbangan untuk Populasi Pasien Lain
Jika Anda memiliki riwayat pra-kanker yang serius, Anda harus terus menjalani tes setidaknya selama 25 tahun setelah kondisi tersebut ditemukan, bahkan jika melewati usia 65 tahun.
Mereka yang berisiko tinggi terkena kanker serviks karena penekanan sistem imun (misalnya dari infeksi HIV, transplantasi organ, atau penggunaan steroid jangka panjang) atau jika sering mengkonsumsi obat-obatan kontrasepsi yang mengandung diethylstilbestrol (DES) mungkin perlu diskrining lebih sering. Mereka harus mengikuti rekomendasi dari tim perawatan kesehatan mereka.
Pentingnya melakukan skrining kanker serviks
Tes skrining memberikan kesempatan terbaik untuk mendeteksi kanker serviks lebih awal sehingga memberikan peluang pengobatan paling efektif. Skrining juga dapat mencegah sebagian besar kanker serviks dengan menemukan perubahan sel serviks yang tidak normal (pra-kanker) sehingga dapat diobati sebelum sempat berubah menjadi kanker serviks.
Terlepas dari manfaat skrining kanker serviks, tidak semua wanita menjalani skrining. Sebagian besar kanker serviks ditemukan pada wanita yang belum pernah melakukan pap smear sebelumnya.
Sumber
Adaptasi dari American Cancer Society. The American Cancer Society Guidelines for the Prevention and Early Detection of Cervical Cancer. Diakses melalui: https://www.cancer.org/cancer/cervical-cancer/detection-diagnosis-staging/cervical-cancer-screening-guidelines.html (diakses pada 24 Januari 2023)