Pencanangan Nasional Perluasan Imunisasi Human Papillomavirus (HPV)
9 Agustus 2023 | Joint News Release
Minahasa, 9 Agustus 2023 - Kanker leher rahim (serviks) merupakan jenis kanker penyebab kematian tertinggi nomor dua dan salah satu beban pembiayaan kesehatan terbesar di Indonesia. Tahun 2021 (data Globocan), terdapat 36.633 kasus kanker serviks di Indonesia dengan angka kematian yang terus meningkat. Penyebabnya beragam namun sebagian besar disebabkan oleh infeksi Human Papillomavirus atau HPV yaitu sekitar 95%. Walaupun memiliki risiko kematian yang tinggi, kanker serviks dapat dicegah. Salah satunya upaya pencegahan pentingnya yaitu pemberian imunisasi Human Papillomavirus (HPV).
Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mencegah morbiditas, mortalitas, dan kecacatan yang disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dalam rangka mencapai SDGs 2030. Pemerintah berkomitmen membangun sebuah sistem yang lebih kuat dan inovatif yang menjadi prioritas Kementerian Kesehatan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di tanah air, dengan memperkuat dan memperluas layanan kesehatan lebih fokus pada upaya promotif preventif salah satunya dengan memperkenalkan jenis vaksin baru yang ditambahkan dalam program imunisasi nasional, termasuk vaksin HPV.
Hari ini, Direktur Jenderal P2P mencanangkan perluasan pemberian imunisasi HPV secara nasional di Tondano, Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara bersama dengan Bupati Minahasa beserta seluruh jajaran Pemerintah daerah Kabupaten Minahasa, Ketua Komisi IX DPR RI, perwakilan mitra pembangunan kesehatan internasional yaitu WHO, UNICEF, UNDP, GAVI dan CHAI serta masyarakat di Tondano, Minahasa. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan peninjauan pelaksanaan pemberian imunisasi HPV di lokasi pencanangan.
Imunisasi HPV diberikan kepada anak perempuan usia kelas 5 SD/MI/sederajat (atau usia 11 tahun bagi anak yang tidak bersekolah) untuk dosis pertama dan selanjutnya dosis kedua diberikan pada kelas 6 SD/MI/sederajat (atau usia 12 tahun). Pemberian imunisasi ini bagi anak yang bersekolah dilaksanakan melalui kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah atau BIAS. Untuk mempercepat penurunan angka kesakitan dan kematian akibat kanker serviks diperlukan capaian imunisasi HPV minimal 90%. Untuk itu, dukungan dari seluruh pengambil kebijakan, lintas sektor terkait serta seluruh komponen masyarakat sangat penting agar program ini bisa berhasil.
Tahun 2022 lalu sudah diterbitkan Surat Keputusan Bersama 4 (empat) Menteri yaitu Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi; Menteri Kesehatan; Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia tentang Penyelenggaraan Peningkatan Status Kesehatan Peserta Didik dimana Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah/bentuk lain yang sederajat perlu memastikan status imunisasi setiap peserta didik lengkap, termasuk di dalamnya adalah imunisasi HPV. Dengan demikian, peran Pemerintah daerah dan sektor pendidikan sangat penting bagi keberhasilan pelaksanaan imunisasi HPV yang terintegrasi dengan BIAS sebagai salah satu Upaya Kesehatan Sekolah (UKS).
Peran pemerintah saja tidak cukup, kolaborasi dengan profesional kesehatan, organisasi masyarakat sipil, sektor swasta dan mitra pembangunan kesehatan dapat mendukung akselerasi transformasi kesehatan dalam rangka mencapai cakupan imunisasi yang tinggi dan merata sehingga dapat semakin memperkuat program imunisasi nasional.
Menurut Maniza Zaman, pimpinan tertinggi UNICEF Indonesia “UNICEF berkomitmen untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam eliminasi kanker serviks pada perempuan tahun 2030. Memberikan akses vaksin HPV secara gratis pada anak perempuan usia sekolah dasar sangat penting untuk upaya ini. Perluasan skala nasional imunisasi HPV di Indonesia menandai langkah signifikan untuk melindungi jutaan anak perempuan dari kanker serviks.”
WHO Indonesia mengapresiasi upaya Indonesia mengintroduksi imunisasi HPV secara nasional, mengingat kanker serviks masih merupakan kanker pada perempuan paling umum keempat di dunia, bahkan kedua di Indonesia. Secara global, sembilan puluh persen kasus terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah seperti Indonesia. “Imunisasi HPV, dikombinasikan dengan skrining dan pengobatan dini, adalah upaya pencegahan kanker serviks yang paling efektif dari segi biaya. WHO mendorong semua negara mengintroduksi imunisasi HPV dan memastikan 90% anak perempuan mendapatkannya sebelum usia 15 tahun pada 2030” kata Dr. N. Paranietharan, Perwakilan WHO untuk Indonesia.
Managing Director, Policy, Programme Design & Delivery Support Gavi, the Vaccine Alliance, Kelechi Ohiri, dengan optimis mendukung Indonesia dalam pencanganan perluasan imunisasi HPV ini. “Hari ini adalah hari penting dalam perjuangan bersama kita untuk mengeliminasi kanker serviks. Vaksin HPV sangat efektif untuk melindungi gadis remaja dari penyakit yang mematikan namun dapat dicegah. Gavi bangga dapat bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan mitra lainnya untuk memperluas akses terhadap vaksin ampuh dan dapat menyelamatkan jiwa ini yang akan melindungi generasi wanita dan anak perempuan di seluruh Indonesia untuk tahun-tahun mendatang,” jelas Ohiri.
Bersama kita bisa mewujudkan anak – anak Indonesia yang sehat, tangguh, cerdas dan kuat serta mencapai eliminasi kanker serviks pada tahun 2030.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Halo Kemkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat email kontak@kemkes.go.id. (myg)
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat
dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid
Sumber
Dimuat di https://www.who.int/indonesia/id/news/detail/09-08-2023-national-launch-of-human-papillomavirus-(hpv)-immunization-expansion